Wednesday, 21 November 2012

Negeri Kita dan Negeri Para Syuhada

Untukmu : Palestina dan Afghanistanintifada

”Wahai anakku,
Apalah bedanya negeri kita dengan negeri para syuhada?”
Begitu tanya guru pada muridnya
Tapi, murid berbalik tanya
”iya, apalah wahai guru?”

Maka, sang guru mulai berkata :

Di negeri kita, lautan adalah kolam susu
Di negeri syuhada, lautan adalah genangan darah

Di negeri kita, tongkat kayu jadilah tanaman
Di negeri syuhada, tongkat kayu jadilah ketapel, jadilah senjata
Para pemiliknya bergelar : intifadha
Itu setara dengan bambu runcing
Saat nenek moyangmu mengusir penjajah.

Di negeri kita, sawah hijau membentang
Di negeri syuhada, yang membentang adalah reruntuhan
Puing-puing rumah bercampur pecahan meriam

di setiap malam Tahun baru, 

Negeri kita berdendangan, bernyanyian, kembang api, dan terompetan
Sementara negeri syuhada merintih, menjerit, dan memekik ALLAHU AKBAR !

Namun, jangan keliru jangan salah
Jika kau iba, maka jangan sematkan itu pada negeri syuhada
Tapi ibalah pada negerimu sendiri, negeri kita !!!

Sebab,
Di negeri syuhada, kehimpitan mengubah para pemudanya
menjadi kokoh dan gagah perkasa
Sementara di negeri kita, terjerat narkoba karena kelenaan
pula, moral yang lunglai melemah.

Di negeri syuhada, sekolah dan madarasah mencetak para pejuang
Bagaimana pula negeri kita bisa melakukannya
jika biaya sekolah dan madrasah melangit tak terkira tingginya?

Di negeri syuhada, setiap orang bercita-cita menjadi pahlawan,
Sementara negeri kita, cita-citanya adalah berada di kursi kekuasaan
Kursi yang bisa mengeksploitasi orang, mengeruk keuntungan, menimbun kekayaan,
Sementara rakyatnya bergelut dalam kemiskinan.
Pahlawan negeri syuhada berjuang untuk bangsanya
Di kita, bangsa pun bila perlu dijual untuk memenuhi syahwat kita.

Maka, sekarang pertanyaannya telah berubah
”Wahai anakku,
Apalah yang sama di negeri kita dengan negeri para syuhada?”
Begitu tanya guru pada muridnya
Tapi, murid berbalik tanya
”iya, apalah?”

Sang guru kembali berkata :

Kita sama-sama memiliki medan pertempuran
Sama-sama membutuhkan pejuang
Sama-sama berpeluang mati dalam kesyahidan

Jika ketapel berpantang mundur dari moncong meriam
Maka, tak boleh pula kita menyerah pada keadaan dan keterbatasan
Berbuat sesuatu lebih baik daripada mengeluh
Berkeringat lebih mulia daripada bertopang dagu.

Ingatlah pula,
Jikau kelak kau memekik ALLAHU AKBAR!
Maka semoga tak hanya kau pekikan dalam kesakitan,
Tapi dalam kekuatan dan kemenangan.
Kuat!
Menang!

No comments: