BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Jika kita
berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang
disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya. Sehingga dapat disimpulkan komunikasi adalah
suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada
pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya,
komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti
oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti
oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik
badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala,
mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
B. Komunikasi di Dalam Perusahaan
Perusahaan merupakan suatu unit usaha yang mempunyai
salah satu tujuan mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu
kerja sama dan komunikasi yang efektif antara pihak manajemen dan karyawan. Dua
elemen yaitu karyawan dan manajemen merupakan satu kesatuan yang saling
membutuhkan.
Karyawan merupakan tulang punggung perusahaan yang
akan melakukan berbagai kegiatan dalam menjalankan perusahaan tersebut.
Kegiatan tersebut diantaranya adalah kegiatan produksi. Semakin banyak
pengalaman dan keterampilan yang didapat karyawan pada bagian ini, maka produk
yang dihasilkan dari suatu perusahaan semakin berkualitas.
Sedangkan manajemen merupakan sekumpulan orang yang
melakukan kegiatan planning, organizing, leading dan controlling. Manajemen
mempunyai tanggung jawab tertinggi atas berbagai pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan bidang yang dibawahi.
Hubungan yang baik antara karyawan dan manajemen pun
juga menghasilkan banyak manfaat. Ide-ide baru dari karyawan mengenai solusi
dari masalah yang terjadi di perusahaan akan mudah terselesaikan. Produktivitas
pun juga meningkat karena karyawan dengan suka rela memberikan tenaga dan
pikiran pada perusahaan.
C. Komunikasi Efektif Dalam Perusahaan
Apa yang dimaksud dengan komunikasi yang efektif?
Komunikasi yang efektif adalah sebuah proses dimana seseorang mengirim atau
menerima pesan dengan mengetahui benar apa arti maksud pesan itu. ketika
seorang karyawan tidak dapat menyelesaikan tugas-tugasnya, mungkin saja
kegagalan itu disebabkan oleh komunikasi yang tidak efektif antara atasan.
Mengapa dibutuhkan komunikasi efektif dalam
perusahaan?. Jawabannya cukup mudah, yakni karena semua hal yang dilakukan
dalam perusahaan memang bertujuan untuk memberikan sesuatu bagi pelanggan,
atasan, para pemegang saham,karyawan, komunitas dan lain-lain. jika tidak
mengetahui output apa yang ingin dihasilkan oleh perusahaan, bagaimana bisa
tercapai tujuan perusahaan secara efektif.
Komunikasi yang terjadi dalam perusahaan terjadi atas
dua macam arah yaitu vertical dan horizontal. Komunikasi horizontal (mendatar)
adalah komunikasi yang terjadi antar karyawan setingkat. Bila komunikasi
mendatar lebih dominant dalam perusahaan maka pemimpin perusahaan akan mendapat
saingan karena secara sengaja atau tidak informasi banyak yang tidak sampai
kepadanya. Hal ini juga dapat menyebabkan keputusan yang diambil menjadi kurang
tepat atau bijaksana.
Komunikasi yang paling banyak terjadi adalah
komunikasi vertical dari atas ke bawah, dimana atasan selalu memerintah
bawahannya untuk melakukan pekerjaan. Namun seharusnya, terjadi pula arah yang
sebaliknya yaitu dari bawah ke atas, sehingga informasi dari bawahan dapat
menjadi bahan pertimbangan atasan untuk membuat keputusan. Isi komunikasi
vertical atas ke bawah, biasanya mengandung pengarahan arau kritik terhadap
kinerja bawahan. Apakah hal ini hanya perintah semata atau terjadi pertukaran
informasi, itu tergantung dari informasi dan hubungannya dengan pekerjaan.
Hubungan antara komunikasi dan konflik itu sangat
dominan. Didalam perusahaan peranan komunikasi itu sangat penting sekali,
karena jika komunikasi tidak berjalan dengan baik , akan mengakibatkan banyak
terjadi konflik. Sebaliknya, jika komunikasi dua arah antara pihak management
dengan karyawan itu dapat berjalan dengan baik,maka akan dapat mengurangi
terjadinya konflik. Contoh di lapangan yang sering timbul misalnya adanya mogok
kerja. Itu salah satu penyebabnya adalah adanya konflik yang berkepanjangan,
yang timbul akibat komunikasi yang tidak dapat berjalan dengan baik.
D. Peran Pemimpin Dalam Proses Komunikasi di
Perusahaan
Sebagai pusat kekuatan dan dinamisator bagi organisasi
(perusahaan, kesatuan, jawatan, dan lain-lain) pemimpin harus selalu
berkomunikasi dengan semua pihak, baik melalui hubungan formal maupun informal.
Menurut Kartono (2003) pemimpin adalah :
“Seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan
kelebihan, khususnya kecakapan kelebihan di satu bidang, sehingga dia mampu
mempengaruhi orang-orang lain untuk barsama-sama melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan” (Kartono, 2003;9).
Sedangkan fungsi kepemimpinan adalah memandu,
menuntun, membimbing, membangun, memberi, atau membangunkan motivasi-motivasi
kerja, mengemudikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan komunikasi yang
baik, memberikan supervisi/pengawasan yang efisien, dan membawa para
pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju, sesuai dengan ketentuan waktu dan
perencanaan. Pemimpin bertindak dengan cara mempelancar produktivitas,
moral tinggi, respon yang energik, kecakapan kerja yang berkualitas, komitmen,
efisiensi, sedikit kelemahan, kepuasan, kehadiran, dan kesinambungan dalam
organisasi.
Selain itu suksesnya pelaksanaan tugas pemimpin itu
sebagian besar ditentukan oleh kemahirannya menjalin komunikasi yang tepat
dengan semua pihak, secara vertikal maupun secara horizontal. Kepemimpinan
diwujudkan melalui gaya komunikasi
dan gaya kerja atau cara bekerja
sama dengan orang lain yang konsisten. Melalui apa yang dikatakannya (bahasa)
dan apa yang diperbuatnya (tindakan), seseorang membantu orang-orang lainnya
untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
Cara seseorang berbicara kepada yang lainnya dan cara
seseorang bersikap di depan orang lain merupakan suatu gaya
kerja dan gaya komunikasi. Konsep gaya
menunjukan bahwa kita berurusan dengan kombinasi bahasa dan tindakan, yang
tampaknya menggambarkan suatu pola yang cukup konsisten.
Menurut Sayles (dalam Kartono, 2003) dan
Strauss, mengemukakan beberapa tipe komunikasi yaitu tipe lingkaran, tipe
rantai, tipe-Y, tipe roda, tipe bintang, tipe lainnya adalah komunikasi searah,
dan komunikasi dua arah. Selanjutnya, keberhasilan kepemimpinan itu bergantung
pada :
“Kemampuan pemimpin menjabarkan kebijakan/policy
organisasi dan ide-ide sendiri ke dalam pengertian-pengertian praktis, yang
bisa dipahami dan dapat dilaksanakan oleh para pengikut atau bawahannya”.
(Sayles & Strauss, dalam Kartono, 2003;121)
Maka komunikasi yang efektif dan terbuka akan
memudahkan penjabaran kebijakan tersebut sekaligus memberikan fasilitas
kelancaran kerja. Komunikasi ini juga menjadi sarana primer untuk mengubah
tingkahlaku, dengan jalan mempengaruhi dan meyakinkan para pengikut. Maka ada
dua bentuk komunikasi dalam kepemimpinan organisasi yaitu komunikasi satu arah
atau one way communicaton, dan komunikasi dua arah atau two way
communication.
Keuntungan komunikasi searah antara lain ialah sebagai berikut :
- Dapat berlangsung cepat dan efisien, berlangsung “top
down”.
- Dapat melindungi pemimpin, sehingga orang atau para
pengikut tidak dapat melihat dan menilai kesalahan-kesalahan dan kelemahan
pemimpin
Sedangkan kelemahan pada komunikasi satu arah ialah :
- Kepemimpinannya bersifat otoriter
- Dapat menimbulkan ketidakjelasan, salah paham,
penafsiran yang keliru, sentimen dan banyak ketegangan.
Selanjutnya, keuntungan dan kerugian komunikasi dua arah ialah:
- Semua perintah dapat diterima dengan lebih akurat,
tepat, karena dapat ditanyakan dan didiskusikan apabila pesan-pesan yang
diberikan kurang dapat dimengerti.
- Bisa dikurangi salah paham dan salah interprestasi.
- Suasananya lebih demokratis.
Sebaliknya, beberapa segi kelemahan komunikasi dua arah ialah :
- Komunikasi dan kepatuhan berlangsung lebih lambat.
- Kemungkinan besar muncul sikap “menyerang” pada
pengikut/anak buah, dan terdapat sikap bertahan pada diri pemimpin.
- Setiap saat bisa timbul masalah-masalah baru yang
tidak terduga-duga dengan adanya dialog terbuka. Artinya dapat muncul satu
seri permasalahan kepemimpinan (manajemen) baru, yang bisa menyulitkan
posisi pemimpin.
Dari pernyataan diatas maka dapat di simpulkan bahwa
suksesnya kepemimpinan itu disebabkan oleh keberuntungan seorang pemimpin yang
memiliki bakat alam yang luar biasa. Oleh karena itu pemimpin memiliki kharisma
dan kewibawaan untuk memimpin massa
yang ada di sekitarnya. Tegasnya, pemimpin yang sukses itu menjalankan
kepemimpinannya tanpa teori, tanpa menjalani pelatihan dan pendidikan
sebelumnya.
E. Peran Penting Komunikasi dalam Perusahaan
Sedangkan komunikasi dalam organisasi atau perusahaan
dimana organisasi/ perusahaan sangat tergantung kepada komunikasi dalam
mencapai tujuannya. Suatu hasil penelitian yang dilakukan oleh J. Michael
Sproul menunjukkan bahwa orang-orang dalam organisasi menggunakan 69 % dari
hari-hari kerja mereka untuk melakukan komunikasi verbal, baik itu berbicara,
mendengarkan, menulis, ataupun membaca. Tetapi tidak berarti bahwa bentuk
komunikasi yang lain, yaitu komunikasi non verbal tidak penting bagi suatu
organisasi.
Menurut Moore (1988:89) pada pokoknya komunikasi
adalah: pusat dan minat dari suatu situasi perilaku dimana suatu sumber
menyampaikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan tujuan mempengaruhi
perilaku si penerima. Di dalam suatu organisasi ternyata komunikasi sangat
memegang peranan penting, karena komunikasi adalah alat yang dapat digunakan
oleh semua pihak. Tinggal bagaimana suatu pihak mempergunakan dengan tepat ,
jika komunikasi yang disampaikan tidak tepat maka akan terjadi kesalahpahaman
antara pemberi dan penerima pesan. Komunikasi di dalam perusahaan atau
organisasi terdiri dari:
Yaitu komunikasi dari atas ke bawah, dan dari bawah ke
atas. Yaitu komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan.
Atasan memberi instruksi-instruksi kepada karyawan baik secara formal dan non
formal, dalam hal ini bawahan memberikan laporan-laporan , saran-saran dan
pengaduan-pengaduan kepada pimpinan.
Komunikasi ini sifatnya mendatar, yang terjadi antar
anggota, staf, karyawan dengan karyawan, mahasiswa dengan mahasiswa. Komunikasi
ini sifatnya lebih non formal, meski ada yang formal juga.
Komunikasi ini menunjukkan hubungan-hubungan dengan
orang-orang yang mempunyai status lebih tinggi atau lebih rendah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat penulis simpulkan bahwa :
1.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi
(pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling
mempengaruhi diantara keduanya.
2.
Dalam Perusahaan dibutuhkan manajemen komunikasi agar
komunikasi antar karyawan dan pimpinan dapat berjalan dengan baik
3.
Bahwa manajemen komunikasi juga merupakan kebutuhan
hidup manusia dan organisasi
4.
Bahwa manajemen komunikasi harus didukung dengan sarana
dan prasarana
5.
Bahwapelaksanaan manajemen komunikasi tercermin pada
pelaksanaan fungsi- fungsi manajemen
6.
Bahwa pelaksanaan manajemen komunikasi membutuhkan gaya
kepemimpinan tertentu, yang mampu mengkomunikasikan kepada bawahanya agar mampu
bekerja dengan baik.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan kepada pembaca dan
penulis mengenai makalah ini adalah:
1.
Diharapkan penulis dapat mengembangkan dan melanjutkan
penulisan makalah mengenai komunikasi ini.
2.
Diharapkan hasil penulisan makalah ini dapat dijadikan
sebagai bahan bacaan dan ilmu pengetahuan.