KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesainya makalah ini, walaupun
masih jauh dari kesempurnaan. Makalah yang kami buat berisi materi tentang Iman
Kepada Malaikat.
Makalah ini
memberi perhatian yang besar terhadap
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi maupun ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Oleh
karena itu, selain menyajikan makalah yang di kehendaki, makalah ini juga
menyajikan aplikasi keimanan kita dalam kehidupan sehari- hari, baik dalam
bidang IPTEK maupun non IPTEK. Di dalam makalah ini, kita temukan tentang
keimanan manusia untuk beribadah kepada Malaikat .
Demikian pula
dengan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
Malaikat adalah
makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari cahaya, senantiasa menyembah Allah,
tidak pernah mendurhakai perintah Allah serta senantiasa melakukan apa yang
diperintahkan kepada mereka. Dalam bab ini, kita akan membahas tentang Iman
kepada Malaikat. Rukun akidah yang kedua setelah iman kepada Allah, adalah iman
kepada adanya malaikat. Iman kepada malaikat lebih didahulukan daripada iman
kepada nabi dan rasul, hal ini dikaitkan dengan salah satu fungsi utama
malaikat, yaitu sebagai penyampai wahyu Allah kepada nabi-Nya.
Salah satu dalil
untuk mengetahui keberadaan malaikat adalah melalui berita yang mutawatir
(akurat), dan satu-satunya berita yang paling akurat adalah berita yang dibawa
Nabi Muhammad SAW, yaitu Al Qur’an. Dalam Al Qur’an masalah malaikat disebutkan
lebih dari 75 kali, tersebar dalam 33 surat .
A.
Latar belakang
Malaikat adalah kekuatan-kekuatan yang
patuh, tunduk dan taat pada perintah serta ketentuan Allah SWT. Malaikat
berasal dari kata malak bahasa arab yang artinya kekuatan. Dalam ajaran agama
islam terdapat 10 malaikat yang wajib kita ketahui dari banyak malaikat yang
ada di dunia dan akherat yang tidak kita ketahui.
Iman kepada malaikat adalah bagian dari
Rukun Iman. Iman kepada malaikat maksudnya adalah meyakini adanya malaikat,
walaupun kita tidak dapat melihat mereka, dan bahwa mereka adalah salah satu
makhluk ciptaan Allah. Allah menciptakan mereka dari cahaya. Mereka menyembah
Allah dan selalu taat kepada-Nya, mereka tidak pernah berdosa. Tak seorang pun
mengetahui jumlah pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui jumlahnya.
Walaupun manusia tidak dapat melihat
malaikat tetapi jika Allah berkehendak maka malaikat dapat dilihat oleh
manusia, yang biasanya terjadi pada para Nabi dan Rasul. Malaikat selalu menampakan
diri dalam wujud laki-laki kepada para nabi dan rasul. Seperti terjadi kepada
Nabi Ibrahim.
B. Rumusan
masalah
Permasalahan yang akan penulis bahas adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
kita mengimani malaikat?
2. Apa tugas malaikat ?
3.
Apa sifat yang dimiliki malaikat ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Iman Kepada Malaikat
Perlu diketahui, malaikat terkadang
disebut Al- mala, Al-ala (kelompok tertinggi) adalah makhluk tuhan yang
diciptakan dari an- nur(cahaya). Dan Allah menciptakan malaikat terdapat empat
malaikat yang mulia, yaitu: israfil, mikail, jibril dan izrail. Kepada keempat
malaikat yang empat itulah kemudian Allah menyerahkan segala urusan para
makhluk yang berada didalam semesta ini. Kemudian kepada malaikat jibril Allah
msemberi tugas sebagai penyampai wahyu dan risalah. Pada malaikat mikail Allah
memberi tugas sebagai pengatur hujan dan membagi rizki. Kepada malaikat Izrail
Allah memberi tugas sebagai pencabut nyawa dan pada malaikat Israfil Allah
memberinya tugas sebagai peniup sangkakala.
Dalam suatu riwayat Ibnu Abbas ra.
Berkata: bahwasanya malaikat isrofil memehon kepada Allah SWT agar diberinya
kekuatan untuk membawa langit tujuh. Kemudian Allah mengabulkannya dan
memberinya kekuatan lagi untuk menguasai angin. Allah juga memberinya kekuatan
untuk mencabut gunung. Kemudian Allah memberinya kekuatan memegang binatang
buas dan Allah memberinya rambut yang lebat yaitu mulai dari bawah kedua
telapak kakinya hingga kepalanya. Sedangkan beberapa mulut dan lisannya ditutup
dengan beberapa hijab yang sama membaca tasbih kepada Allah disetiap lisannya
dengan seribu bahasa. Kemudian dari isrofil itulah Allah menciptakan sejuta
malaikat yang sama membaca tasbih kepada Allh SWT sampai hari kiamat.
Maksud iman kepada malaikat adalah
mengimani bahwa mereka adalah perantara antara Allah dan rosulnya, dalam
menurunkan kitab- kitab-Nya dan menyampaikan perintah dan larangannya. Mereka
adalah utusan Allah kepada para Rosul-Nya. Oleh karena itu, barang siapa yang
tidak mengimani mereka maka ia kafir terhadap kitab-kitab dan para rosul-Nya .
seperti dijelaskan ayat di bawah ini bahwa sudah menjadi keharusan bagi setiap
umat Islam yang mengaku beriman, untuk meyakini keberadaan malaikat.
z`tB#uä ãAqߧ9$# !$yJÎ/ tAÌRé& Ïmøs9Î) `ÏB ¾ÏmÎn/§ tbqãZÏB÷sßJø9$#ur 4 <@ä. z`tB#uä «!$$Î/ ¾ÏmÏFs3Í´¯»n=tBur
Terjemahan:
“Rasul telah beriman kepada al-Qur’an
yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang
beriman. Semuanya beriman kepada Allah Malaikat-malaikat-Nya…”[1]
Sebab itu pula, iman kepada malaikat didahulukan
daripada iman kepada kitab dan rosul-Nya. Sebagaimana yang terdapat dalam
Al-qur'an dan hadist.
Imam Al-jalil alhadhrowi berkata dalam
kitab syu'ab al-iman, "ketahuilah semoga Allah memberikan rahmat padamu
bahwa iman kepada malaikat itu wajib seperti iman kepada para rosul. Orang yang
menentang iman kepada malaikat adalah kafir dan Allah tidak menerima
keimanannya. Karena ia telah mendustai kitab-kitab dan para rosul-Nya".
Antara malaikat satu dengan yang lainnya
memeliki beberapa perbedaan,seperti kedudukan dan bahwa Allah SWT menciptakan
malaikat bersayap. Jumlah sayap merekapun berbeda-beda tergantung dengan
kehendak Allah SWT. Kedudukan dan status malaikat serta kemampuan cepat atau
lambat serta perpindahan mereka dari satu tempat ke tempat yang lain.
B.
Tugas
– Tugas Malaikat
Pengetahuan manusia tentang malaikat
terbatas pada keterangan yang diungkapakan dalam Alquan dan Hadist Rasul. Iman
kepada malaikat akan memberikan pengaruh kejiwaan yang cukup besar, seperti
kejujuran, ketabahan, dan keberanian. Adapun tugas-tugas malaikat sebagaimana
di jelaskan dalam Alquran. Jumlah malaikat sangat banyak, tidak terhingga dan
hanya Allah yang mengetahuinya. Mereka memiliki tugas dan pangkat yang berbeda
satu sama lain. Sebagian dari mereka disebut namanya, dan sebagian lainnya
disebutkan tugasnya saja.
Diantara
nama-nama dan tugas-tugas malaikat adalah sebagai berikut:
1.
Malaikat Jibril:
bertugas menyampaikan wahyu kepda para nabi dan rasul, sejak nabi Adam sampai
dengan Rasul Nabi Mmuhammad. Nama lain dari Jibril adalah Ruhul Quds (Q.S.
An-Nahl:102) dan Ruh al-Amin (Q.S. Asy-Syuara:193).
2.
Malaikat Mikail:
mengatur pembagian rizki kepada seluruh mahluk, seperti: makanan, minuman, dan
menurunkan hujan.
3.
Malaikat Israfil:
bertugas meniup sangkakala pada hari kiamat dan hai kebangkitan (Q.S.
Al-Haqqah:13-16, Q.S. Az-Zumar:68, Q.S. Ibrahim:48).
4.
Malaikat Izrail:
malaikat maut bertugas mencabut nyawa manusia dan seluruh mahluk hidup lainnya.
5.
Malaikat Raqib dan
Atid: bertugas mencatat seluruh tingkah laku, perbuatan manusia. Raqib untuk
yang baik, dan Atid untuk yang jahat (Q.S. Qaf: 16-18).
6.
Malaikat Munkar dan
Nakir: bertugas memberikan pertanyaan-pertanyaan pada setiap manusia, di alam
kubur.
7.
Malaikat Malik:
bertugas sebagai penjaga neraka dan meminpin para malaikat menyiksa penghuni
neraka (Q.S. At-Tahrim:6, Q.S. Al-Zukhruf: 77).
8.
Malaikat Ridwan:
bertugas sebagai penjaga surge (Q.S. Ar-Ra’d:23-24).
Di bawah ini di antara malaikat yang
tidak di ketahui nama-namanya namun diketahui tugas-tugasnya sebagai berikut:
1.
Malaikat lain ada yang
menurunkan wahyu kepada abdi-abdi Allah yang dikehendaki-Nya.
2.
Malaikat ada yang
bertugas meneguhkan hati mukminin atau Rasul.
3.
Malaikat ada yang
mendoakan kaum muslimin.
4.
Malaikat ada yang
menjadi kawan atau penjaga orang-orang mukmin.
5.
Malaikat ada yang
bertugas melaksanakan hukuman Allah bagi manusia.
6.
Ada malaikat yang
memohonkan ampunan bagi manusia.
7.
Ada malaikat yang
membaca shalawat atas Nabi Muhammad saw.
8.
Malaikat ada yang
bertugas member salam dan keselmatan kepada ahli surga.
Ø Tugas Malaikat bagi
Manusia pada Umumnya
Malaikat mengawasi dan memberikan
perhatian pada manusia ketika diciptakan, memelihara manusia ketika dilahirkan,
serta mengambil ruh manusia ketika ajal datang. Malaikat pun bbertugas membawa
wahyu dari Allah bagi manusia.
Tugas lain yang diemban malaikat adalah
menjadi pendaming manusia. Hadits yang terdapat pada shahih muslum telah
mempertegas hal itu. Dapat dikatakan bahwa malaikat yang menjadi pendamping
manusia itu adalah malikat yang ditugaskan untuk memelhara amal manusia.
Sementara itu dua pendamping manusia yang terdiri atas jin dan malikat
senantiasa berada dalam kondisi bertentangan. Jin mengajak manusia untuk
berbuat jahat, sedangkat malaikat mengajak manusia untuk berbuat kebaikan.
Siapapun yang mmemperoleh bisikan malaikat harus bersyukur dan memuji Allah.
Jika yang diperolehnya adalah bisikan syetan, secepatnya dia harus berlindung
kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk.
Lain halnya dengan malaikat Jibril,
setiap malam bulan Ramadhan, biasa mendatangi Rasulullah saw, untuk bertadarus
Al-qur’an. Tugas lain yang diemban oleh malaikat adalah mengawasi amal
perbuatan manusia.
Ø Tugas Malaikat Bagi
Orang Beriman
Salah satu syarat seseorang diktkn
beriman adalah keimanan kepada malikat yang mulia. Tugas yang dibebankan Allah
kepada malikat untuk kepentingan manusia, adalah meniupkan ruh kepada janin,
baik itu manusia beriman maaupun kafir, memelihara seluruh manusia,
menyampaikan wahyu, mengawasi dan mencatat amal perbuatan manusia serta
mencabut ruh manusia atas perintaah llah. Malaikat pun memiliki tugas khusus
terhadap orang-oraang beriman, yaitu:
1.
Memberikan kecintaan
kepada orang-orang beriman
2.
Meluruskan jalan
kehidupan orang-orang yang beriman
3.
Membacakan shalawat
bagi orang-orang yang melakukaan hal-hal berikut ini:
a.
Mengajarkan kebaikan
kepada orang lain;
b.
Mengimami shalat di
masjid;
c.
Shalat pada shaf
pertama;
d.
Tidak lansung beranjak
dari tempat shalat;
e.
Merapatkan (mengisi)
shaf yang kosong ketika shalat;
f.
Makan saur untuk shaum;
g.
Membaca shalwat untuk Rasululah
saw; serta
h.
Menjenguk orang yang
sakit.
4.
Mengamini doa-doa orang
yang beriman
5.
Membacakan isighfar
atau permohonan ampunan Allah bagi orang-orang yang beriman
6.
Menghadiri majelis ilmu
dan dzikir, serta enaungi orang-orang beriman yang berad di mjelis tersebut
dengan sayap-sayapnya
7.
Mencatat pahala bagi
orang yang melaksanakan shalat jum’at
8.
Melakukan pergiliran
dalam tugas
9.
Turun di tempat yang
di dalamnya terdapat pembacaan Al-Qur’an
10. Menyampaikan
salam dari Rasul dari umatnya
11. Memasuki
barisan orang-orang beriman ketika berperang dalam meneguhkan jiwa mereka
12. Memberikan
kabar gembira kepada orang-orang yang beriman
13. Memelihara
atau melindungi Rasulullah saw
14. Memelihara
orang beriman yang shaleh dan senantiasa meneguhkan pendirian mereka
15. Melayat
jenazah orang shaleh
16. Menaungi
orang yang mati syahid dengan sayapnya
17. Melindungi
Mekkah dan Madinah dari dajjal
18. Mengucapkan
amin ketika orang muslim mengucapkan amin dan itu menambah pahala bagi
seseorang yang mengucapkan amin
19. Menghibur
orang beriman ketika mereka berada dalam ketakutan.
Ø Penerapan Iman Kepada
Malaikat Allah
1. Gemar
shalat berjamah, karena ada keyakina bahwa malaikat selalu menghadiri shalat
berjamaah (H.R. Ahmad, Abu Dawud dan Nasai).
2. Gemar
beramal seperti mnyantuni anak yatim, terlantar dan mmberi bantuan harta kepada
para fakir miskin. Hal ini disebabkan antara lain adanya keyakinan bahwa
malaikat selalu mendoakan orang yang berperilaku dermawan, agar harta yang
dibelanjakan di jalan Allah itu menjadi berkah (H.R. Muslim).
3. Gemar
menuntut ilmu, lalu mengajarkannya kepada orang lain (H.R. Abu Daud dan
Turmuzi).
4. Gemar
membaca Al-Qur’an. Karena ketika Al Qur’an dibacakan, malaikat akan hadir dan
mendengarkan.
Kita telah mengetahui tugas, pekerjaan,
dan keutamaan malikat sehingga sebagai seorang mukminn, kita waib melakukan
hal-hal berikut ini:
1.
Menghindari perbuatan
maksiat dan dosa-dosa yang dapat menyakiti dan mengecewakan hati malaikat
2.
Menjauhi hal-hal yang
dibenci oleh ppara mmalaikt dan juga dibenci oleh manusia Karena malaikat akan
merasa terganggu akibat hal—hal yang mengganggu manusia.
3.
Tidak meludah ke
sebelah kanan ketika shalat.
4.
Mencintai dan
menghormati mereka dengan tidak membeda-bedakan mereka seperti yang dilakukan oleh oorang yahudi.
Ø Hikmah Beriman pada
Malaikat
1.
Lebih mengenal
kebesaran dan kekuasaan Allah yang menciptakan dan menugaskan para malaikat
tersebut.
2.
Lebih bersyukur kepada
Allah atas perhatian dan perlindungan Allah terhadap hamba-Nya dengan
menugaskan para mlaikat untuk menjaga, membantu dan mendoakan hamba-hamba-Nya.
3.
Berusaha berbuat
kebaikan dan menjauhi segala kemaksiatan serta senantiasa ingat kepada Allah
sebab para malaikat mencatat dan mengawasi amal perbuatan manusia (Q.S.
Al-Infithar:10-12).
4.
Tidak berperilaku
sombong, sebab para malaikat tidak memiliki watak sombong (Q.S. An-Nahl: 49).
5.
Selalu teringat akan
balasan Allah ketika malaikat mencabut nyawa (Q.S. Muhammad:27).
C.
Sifat
Yang Dimiliki Malaikat
1. Sayap
Para Malaikat
Allah menciptakan para malaikat dan
menjadikan mereka bersayap. Sayap para Malaikat berbeda-beda dari sisi jumlah
dan besarnya. Allah menjelaskan dalam QS Fathir ayat 1,
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan
bumi, yang menjadikan Malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai
macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan
empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Yang dimaksud Allah menambahi dalam
penciptaan apa yang Dia kehendaki sebagaimana dalam ayat di atas adalah
menambah jumlah malaikat dan menambah jumlah sayap malaikat, sebagaimana yang
Dia inginkan.
Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu
beliau mengatakan bahwasanya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat
malaikat Jibril memiliki 600 sayap.” (HR Muslim) Dalam riwayat Ahmad dinyatakan
bahwa satu sayap malaikat Jibril itu sudah bisa menutupi ufuk.
2.
Para malaikat tidaklah
makan tidak pula minum. Tidak menikah, dan tidak pula berketurunan.
$¬Hs>sù !#uäu öNåkuÏ÷r& w ã@ÅÁs? Ïmøs9Î) öNèdtÅ6tR }§y_÷rr&ur öNåk÷]ÏB ZpxÿÅz 4 (#qä9$s% w ô#ys? !$¯RÎ) !$uZù=Åöé& 4n<Î) ÏQöqs% 7Þqä9 ÇÐÉÈ
Artinya : “Maka tatkala
dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan
mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata, “Jangan kamu
takut, sesungguhnya kami adalah yang diutus kepada kaum Luth.”(QS Huud: 70)
Diriwayatkan dari Said bin Musayyib,
beliau metakan bahwa para malaikat itu bukan laki-laki dan bukan perempuan,
tidak makan, tidak minum, tidak menikah dan tidak berketurunan.
3.
Malaikat juga
mendengar, melihat, dan berbicara.
Terdapat banyak dalil yang menunjukkan
bahwa para malaikat itu berdialog dengan Allah subhanahu wa ta’ala. Dalilnya,
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa
Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau
dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS al-Baqarah: 30).
Ayat ini menunjukkan bahwa para malaikat
berbicara kepada Allah dan Allah pun mengajak bicara dengan mereka. Para
malaikat mendengar firman Allah dan hal tersebut menyebabkan mereka pingsan.
“Dan tiadalah berguna syafa’at di sisi
Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa’at itu,
sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata
“Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?” Mereka menjawab, “Yang benar,”
dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar” (QS Saba’: 23).
Malaikat juga berbicara dengan manusia
baik pada saat dalam rupa aslinya atau pun ketika berwujud manusia. Ketika
dalam wujud manusia, maka orang yang diajak bicara oleh malaikat pun bisa
menyaksikan rupa malaikat tersebut sebagaimana dalam hadits Jibril.
Terkadang pula Nabi bisa melihat
malaikat, namun para shahabat yang berada di sekelilingnya tidak bisa
melihatnya.
Diantara dalil hal tersebut adalah saat
Nabi berkata kepada isterinya Aisyah, “Ini Malaikat Jibril, dia mengucapkan
salam untukmu. Aisyah pun mengatakan engkau bisa melihat apa yang tidak bisa
kami lihat.” (HR Bukhari dan Muslim)
Malaikatpun berbicara dengan sesamanya,
sebagaimana firman Allah dalam QS Saba’ ayat 23. Pada saat menjelaskan ayat
tersebut Aisyah mengatakan, “Sesungguhnya para malaikat turun ke awan, lalu
menceritakan ketetapan yang sudah ditetapkan di langit.” Pembicaraan mereka ini
kemudian dicuri oleh jin lalu disampaikan kepada para dukun.
4.
Malaikat tidak pernah
merasa capek dan bosan
Pada surat Al- Anbiya: 20, Mereka selalu
bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya”. Dan pada QS. Fushillat : 38,
yang berbunyi sebagai berikut :
ÈbÎ*sù (#rçy9ò6tFó$# tûïÏ%©!$$sù yYÏã y7În/u tbqßsÎm7|¡ç ¼çms9 È@ø©9$$Î/ Í$pk¨]9$#ur öNèdur w tbqßJt«ó¡o ) ÇÌÑÈ
Artinya : “Jika mereka menyombongkan diri, Maka mereka
(malaikat) yang di sisi Tuhanmu bertasbih kepada-Nya di malam dan siang hari,
sedang mereka tidak jemu-jemu.” (Fushillat:38)
5.
Para malaikat juga
merasakan kematian
Terdapat banyak dalil yang menunjukkan
bahwa semua makhluk hidup tak terkecuali malaikat itu akan merasakan kematian.
Diantaranya adalah :
wur äíôs? yìtB «!$# $·g»s9Î) tyz#uä ¢ Iw tm»s9Î) wÎ) uqèd 4 @ä. >äóÓx« î7Ï9$yd wÎ) ¼çmygô_ur 4 ã&s! â/õ3çtø:$# Ïmøs9Î)ur tbqãèy_öè? ÇÑÑÈ
“Janganlah
kamu sembah di samping Allah, tuhan apapun yang lain. Tidak ada Tuhan melainkan
Dia. Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Bagi-Nyalah segala
penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (QS al-Qashash: 88).
Para ulama’ ahli tafsir menyebutkan
bahwa malaikat yang terakhir mati adalah malaikat kematian. Sedangkan malaikat
yang pertama kali dibangkitkan dari kematian adalah malaikat peniup sangkakala.
6.
Karakter kejiwaan para
malaikat terjaga dari maksiat
Allah menciptakan para malaikat dan
memberikan tugas besar untuk mereka. Oleh karena itu malaikat ma’shum (terjaga)
dari tindak maksiat, sehingga tatanan alam semesta ini tidak mengalami
ketimpangan. Allah berfirman yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS at-Tahrim: 6), “Mereka itu tidak
mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya..”
(QS al-Anbiya” : 27).
Ada sebagian orang yang kebingungan
mengenai kemakshuman para malaikat jika dihubungkan dengan surat al-Anbiya: 29,
“Dan barangsiapa di antara mereka, mengatakan: “Sesungguhnya Aku adalah tuhan
selain daripada Allah”, maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam,
demikian Kami memberikan pembalasan kepada orang-orang zalim.
7.
Berilmu
Allah berfirman, “Mereka menjawab: “Maha
Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau
ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana . (QS al-Baqarah: 32), Allah juga membebani para malaikat dengan
berbagai tugas di langit dan di bumi. Oleh karena itu tentu mereka memiliki
ilmu berkenaan dengan tugas yang diberikan kepada mereka.
Artinya :
¨bÎ)ur öNä3øn=tæ tûüÏàÏÿ»ptm: ÇÊÉÈ $YB#tÏ. tûüÎ6ÏF»x. ÇÊÊÈ
Allah
berfirman, “Padahal sesungguhnya bagi kamu ada yang mengawasi, yang mulia dan
mencatat,(QS al-Infithar: 10-11).
8.
Berdebat
Allah
berfirman yang artinya: “Ini adalah suatu rombongan yang masuk berdesak-desak
bersama kamu. Tiadalah ucapan selamat datang kepada mereka karena sesungguhnya
mereka akan masuk neraka.”(QS Shaad: 69), Yang dimaksud berdebat dalam hal ini
adalah berdialog dan saling membantah di antara sesama mereka.
9.
Bershaf Di Sisi Allah
$¯RÎ)ur ß`ósuZs9 tbqù!$¢Á9$# ÇÊÏÎÈ $¯RÎ)ur ß`ósuZs9 tbqßsÎm7|¡çRùQ$# ÇÊÏÏÈ
“Dan sesungguhnya kami benar-benar bershaf-shaf . Dan
sesungguhnya kami benar-benar bertasbih .” (QS as-Shaffat: 165-166).
Nabi
bersabda, “Tidakkah kalian bershaf sebagaimana para malaikat membuat barisan di
sisi Rabbnya?” Para shahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah shaf
yang dibuat oleh para malaikat di sisi Rabbnya? Nabi bersabda, “Mereka
menyempurnakan dan merapatkan shaf” (HR Muslim).
10.
Safaroh, Kirom, dan
Baroroh.
Allah
berfirman, “Di tangan para penulis, yang mulia lagi berbakti.” (QS Abasa:
15-16). Yang dimaksud safarah adalah penghubung antara Allah dan para rasul
serta para nabi
Secara
bahasa safarah berarti memperbaiki. Sehingga para malaikat dijadikan
sebagaimana duta yang memperbaiki keadaan suatu kaum pada saat mereka turun
membawa wahyu Allah dan menyampaikannya. Sedangkan yang dimaksud kiram adalah
ciri fisik mereka yang bagus mulia dan terpuji. Sedangkan yang dimaksud dengan
bararah adalah akhlak dan perbuatan para malaikat itu suci dan sempurna. Dari
Aisyah Rasulullah bersabda, “Permisalan orang yang pandai membaca al-Quran
adalah bersama para malaikat yang safarah, kiram, dan bararah.” (HR Bukhari dan
Muslim).
11.
Memiliki rasa takut
kepada Allah
“Dan
guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, para malaikat karena takut kepada-Nya,
dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia
kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dia-lah Tuhan yang
maha keras siksa-Nya.” (QS ar-Ra’du: 13).
12. Merasa
Malu
Nabi
bersabda mengenai Utsman, “Tidakkah aku merasa malu terhadap seseorang (Utsman)
yang para malaikat merasa malu terhadapnya. (HR Bukhari).
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
:
•
Malaikat terkadang
disebut Al- mala, Al-ala (kelompok tertinggi) adalah makhluk tuhan yang
diciptakan dari an- nur (cahaya).
•
Maksud iman kepada
malaikat adalah mengimani bahwa mereka adalah perantara antara Allah dan
rosulnya, dalam menurunkan kitab- kitabNya dan menyampaikan perintah dan
larangannya.
•
Perilaku beriman kepada
malaikat, seperti: berkata jujur, menepati janji dan menjaga amanah.
B. Saran
Manusia juga harus beriman
kepada para Malaikat, kerena Malikat adalah salah satu mahluk ciptaan Allah
SWT, bahkan dalam rukun islam yang ke dua terdapat manusia harus beriman kepada
Maliakat. Dan, apabila manusia tidak mengakui adanya Malaikat sama saja manusia
tidak percaya dengan Allah SWT..
No comments:
Post a Comment