Thursday, 10 November 2011

Ghuroba

Pembahasan tentang Al-Ghuraba dapat dijabarkan dari beberapa sisi :

Pertama
Hadts-hadits yang menerangkan keterasingan Islam.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda.

"Artinya : Sesungguhnya Islam dimulai dengan keterasingan dan akan kembali asing sebagaimana awalnya, maka beruntunglah orang-orang yang asing (Al-Ghuraba)" [Diriwayatkan oleh Muslim 2/175-176 -An-Nawawiy]

Pada hari kita memerlukan ghuraba, orang-orang asing yang ingin memperbaiki masyarakat di sekitarnya ketika orang lain datang dan mengatakan bahwa korupsi sekarang merupakan kebudayaan masyarakat . Kita memerlukan orang-orang tabah untuk hidup tanpa melakukan korupsi sama sekali . Para ahli fikih menyebut dengan satu istilah yang bagus sekali. "Dia suci dalam dirinya dan juga berusaha menyucikan orang lain."

Pribadinya bersih dan dia berusaha membersihkan orang lain . Tingkah lakunya indah dan ia berusaha mengindahkan tingkah laku orang lain. Ditengah-tengah orang yang sudah menganggap moralitas yang rusak sebagai ciri modern, orang yang mempertahankan moralitasnya merupakan orang yang dianggap aneh . Ditengah-tengah kebiasaan melanggar norma yang berlaku, orang yang kelihatan bertahan kepada norma dengan seluruh keyakinannya akan dianggap aneh. Orang-orang yang berlomba-lomba menumpuk kekayaan sementara ia mempertahankan kesederhanaannya karena ingin memelihara kebersihan dirinya, maka sering ia dianggap aneh oleh orang disekitarnya. Tetapi marilah kita ingatkan kembali :
"Berbahagia benar orang-orang yang aneh seperti itu."

Kedua, Rasulullah saw bersabda:
"Mereka mengisi apa yang hilang; mereka melengkapi apa yang ganjil; mereka memenuhi apa yang kosong."

Didalam masyarakat, kita sering mencari orang yang kuat keyakinannya. Kadang-kadang kita meraba-raba siapa yang patut dijadikan contoh dalam kehidupan ini. Ghuraba biasanya tampil sebagai manusia model, manusia yang bisa dicontoh karena kebersihan dan kesucian pribadinya ditengah-tengah berkecamuknya kemunafikan, ditengah-tengah usaha untuk menjilat keatas dan memeras kebawah. Kalau kita melihat ada orang yang berjalan diatas rel yang benar dan tetap menyampaikan apa yang benar itu benar, dan apa yang salah itu salah, tanpa memperdulikan resiko yang dihadapinya rasanya ada semacam kekuatan ditengah-tengah keausan bimbingan dalam diri kita. Masih ada bintang ditengah-tengah gelapnya malam. Orang itu biasanya mengisi apa yang hilang ditengah-tengah masyarakat. Ketika orang kehilangan identitas, mereka menunjukkan beginilah identitas Islam. Ketika orang kebingungan tidak mempunyai pedoman, pribadi mereka menunjukkan tuntunan yang jelas.

Rasulullah saw bersabda Al-ghuraba itu adalah :
"Mereka yang menambah sesuatu yang tidak dimiliki kebanyakan manusia lain."

Ketiga, sabda Rasulullah :
"Mereka menghidupkan kembali sunnahku setelah sunnahku dimatikan oleh manusia."
Ketika bid'ah menyebar ketengah-tengah masyarakat mereka mengajak umat kembali kedalam Al-quran dan Sunnah. Ketika beberapa ajaran Rasulullah sudah ditinggalkan, mereka tampilkan kembali ajaran Rasulullah saw. Dalam hubungan ini saya membacakan sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Turmuji:
"Aku bertanya kepada Rasulullah saw tentang ayat ini, Wahai orang-orang yang beriman, pelihara dirimu; tidak akan memudharatkan kamu orang yang pepat apabila kamu berada dalam petunjuk."

Sahabat ini bertanya karena sebagian orang menganggap bahwa tidak usah memperhatikan orang lain, perhatikan sajalah diri kita sendiri. Asal kita berada dalam petunjuk tidak ada yang akan menyengsarakan kita.

"Maka berkatalah Rasulullah SAW, suruhlah orang berbuat Makruf dan laranglah berbuat jahat, sampai aku nanti mengalami suatu jaman ketika kebatilan diperturutkan orang, ketika hawa nafsu diikuti orang, dan ketika dunia dilebihjam atas akhirat dan setiap orang merasa kagum dengan pendapatnya sendiri. Maka peliharalah keistimewaan dirimu , jauhilah apa yang terbiasa dilakukan orang-orang awam, sebab dibelakang kamu itu akan ada jaman-jaman yang memerlukan kesabaran bagimu. Orang yang berpegang teguh pada agamanya dizaman itu seperti orang memegang bara. Orang yang beramal pada zaman itu akan diberi ganjaran seperti ganjaran lima puluh orang yang beramal seperti dia. "Aku bertanya ; Wahai Rasulullah apa mereka mempunyai ganjaran lima puluh kali ganjaran orang dizaman mereka ? Jawab Rasulullah, "Tidak, mereka memperoleh ganjaran lima puluh kali ganjaran kamu yang ada sekarang ini."

Disini Rasulullah menunjukkan bahwa akan datang suatu zaman ketika orang memegang agama dianggap aneh, dianggap ghuraba, sehingga lantaran keanehannya ia seperti memegang bara ditangannya. Bila dilepaskan bara itu akan padam, bila dipegang bara itu akan menyengat dirinya. Orang yang mempertahankan keyakinannya, orang yang ini memelihara kebersihan pribadinya, orang yang ingin memelihara Sunnah Rasulullah yang sudah mati, ia hidup seperti memegang bara, dia selalu dalam keadaan panas. Karena itu pantaslah kalau kata Rasulullah, amal orang-orang yang seperti itu akan dilipatgandakan ganjarannya seperti lima puluh kali ganjaran sahabat-sahabat Rasulullah saw.

Islam memanggil umatnya sekarang ini untuk tampil sebagai ghuraba , untuk menjadi para pembaharu , untuk menjadi orang yang memperbaiki masyarakat ketika masyarakat sudah rusak, orang yang mau memelihara kebersihan dirinya ketika kekotoran sudah dianggap sebagai kebudayaan, orang yang melengkapi yang kurang; memenuhi yang hilang, yang mau memelihara agamanya walaupun ia harus merasa seperti memegang bara ditangannya. Sebab , walaupun kelompok ghuraba ini kecil, ia akan berpengaruh besar di masyarakat sekitarnya. Kalau kelompok ghuraba ini telah hilang. Hilanglah sudah peluang bagi masyarakat untuk memperbaharui dirinya . Allah SWT berfirman :
"Andaikan dahulu sebelum kamu ada orang-orang yang memiliki keistimewaan, yang mampu mencegah umat dari kerusakan dibumi, tentu tidak akan terjadi kebinasaan umat yang terdahulu.
Sayang, "Firman Allah" hanya sedikit saja orang yang mau berbuat itu, yaitu golongan yang kamu selamatkan diantara mereka. Adapun orang-orang yang zhalim akan mengikuti orang-orang yang berbuat kemewahan dimuka bumi. Dan mereka berbuat dosa. Dan Tuhan mu tidak akan membinasakan satu negeri dengan kezhaliman, adalah ditengah-tengah masyarakat itu ada kelompok yang memperbaiki masyarakat itu "
(Qs 11:116-117).
Tentang Ghuroba ini penulis teringat dengan nasyid dari Sa’ad al Ghamidi. Para aktivis Islam era-80-90an mengenal beliau selain sebagai seorang Qari` yang cukup digemari juga adalah seorang munsyid, dengan nasyid bertema jihadi dan tanpa alat musik. Dimana salah satu judul nasyidnya adalah "Ghuroba" dimana nasyid tersebut yang selalu membuat hati tergetar dan rindu dengan suasana keislaman

Berikut liriknya :

Ghurabaa`, ghurabaa`,
ghurabaaa` ghurabaa`
Ghurabaa`, ghurabaa`,
ghurabaaa` ghurabaa`

Ghurabaa` wa li ghairillaahi laa nahnil jibaa
Ghurabaa` war tadhainaa haa syi’aaran lil hayaah
Ghurabaa` wa li ghairillaahi laa nahnil jibaa
Ghurabaa` war tadhainaa haa syi’aaran lil hayaah

Ghurabaa`, dan kepada selain Allah mereka takkan menunduk
Ghurabaa`, dan mereka telah rela Ghurabaa` sebagai syi’ar dalam kehidupan
Ghurabaa`, dan kepada selain Allah mereka takkan menunduk
Ghurabaa`, dan mereka telah rela Ghurabaa` sebagai syi’ar dalam kehidupan

In tasal ‘anna fa inna laa nubaali bith-thughaat
Nahnu jundullaahi dauman darbunaa darbul-ubaa
In tasal ‘anna fa inna laa nubaali bith-thughaat
Nahnu jundullaahi dauman darbunaa darbul-ubaa

Jika engkau bertanya tentang kami, maka kami tak peduli terhadap para taghut
Kami adalah tentara Allah selamanya, jalan kami adalah jalan yang sudah tersedia
Jika engkau bertanya tentang kami, maka kami tak peduli terhadap para taghut
Kami adalah tentara Allah selamanya, jalan kami adalah jalan yang sudah tersedia

Lan nubaali bil quyuud, bal sanamdhii lil khuluud
Lan nubaali bil quyuud, bal sanamdhii lil khuluud
Fal nujaahid wa nunaadhil wa nuqaatil min jadiid
Ghurabaa` hakadzal ahraaru fii dunyal ‘abiid
Fal nujaahid wa nunaadhil wa nuqaatil min jadiid
Ghurabaa` hakadzal ahraaru fii dunya-al ‘abiid

Kami tak peduli terhadap rantai para taghut, sebaliknya kami akan terus berjuang
Kami tak peduli terhadap rantai para taghut, sebaliknya kami akan terus berjuang
Maka marilah kita berjihad, dan berperang, dan berjuang dari sekarang
Ghurabaa`, dengan itulah mereka merdeka dari dunia yang hina
Maka marilah kita berjihad, dan berperang, dan berjuang dari sekarang
Ghurabaa`, dengan itulah mereka merdeka dari dunia yang hina

Kam tadzaakarnaa zamaanan yauma kunna su’adaa`
Bi kitaabillaahi natluu-hu shabaahan wa masaa`
Kam tadzaakarnaa zamaanan yauma kunna su’adaa`
Bi kitaabillaahi natluu-hu shabaahan wa masaa`

Betapa sering saat kita mengenang hari-hari bahagia kita
Dengan Kitabullah kita membaca, di pagi hari dan di sore hari
Betapa sering saat kita mengenang hari-hari bahagia kita
Dengan Kitabullah kita membaca, di pagi hari dan di sore hari
Qaala Rasulullahi Shallallaahu ‘alaihi was Sallam
Bada-al Islamu ghariiban wa saya’uudu ghariiban kamaa bada-a
Fathuuba lil ghurabaa`

Bersabda Rasulullah Sallallahu ‘alaihi was Sallam
Islam itu bermula dari asing, dan akan kembali asing seperti mulanya
Maka beruntunglah orang-orang yang asing

Dikutip : dari beberapa sumber

No comments: