Cerita Part 1
Hmmm…. Nulis apa ya bingung
rasanya, rasanya campur aduk saat kita mulai menjalankan hubungan tapi tanpa
sebab yang jelas dia mengatakan kita tidak cocok, aku sebenarnya ingin tahu
alasan dia mengatakan itu, tapi aku tidak mau memaksa dia untuk berkata terus
terang karena aku tidak sanggup untuk terus-menerus menekan dia, mungkin dia
punya alasan yang walaupun aku diberi tahupun aku tidak akan mengerti. Padahal hubungan
kita berjalan Cuma 1 bulan saja. Huft…..
Kisah ini bermula saat aku mulai
putus asa untuk mendapatkan seseorang yang special yang akan mensuportku saat
aku pusing dengan pekerjaan rutinku sehari-hari. Lalu aku iseng untuk mengsms
orang-orang yang dekat denganku. Saat itulah aku mengsms dia. Tapi kau tahukan
aku itu orangnya agak kurang perasa dan juga cuek terutama dalam hal urusan
wanita dan cinta. Saat aku habis sms dia terus dia membalasnya, tapi karena aku
ndak begitu paham akan perasaan dia aku cuekin trus tiba-tiba dia marah-marah
padaku. Aku bingung apa salahku sehingga dia sms dengan nada marah bahwa jika
tidak serius tidak usah sms gitu. Aku bingung apa yang aku lakukan, akhirnya
aku mulai mencoba merayu dia (padahal aku bukan tipe orang yang pandai merayu) hingga
akhirnya aku bilang bahwa dia itu adalah teman tercantik yang aku miliki. Dia akhirnya
menelponku dan menjelaskan alasan dia marah aku jadi tersadar oh ternyata dia
punya rasa terhadapku.
Hari demi hari ku lalui dengan
terus menjaga komunikasi dengan dia, hingga akhirnya kita semakin deket-deket
dan deket. Kemudian setelah mengumpulkan semua keberanianku aku berani menembak
dia. Tapi …… bukan jawaban yang berterus terang yang aku dapat dia sengaja
menggantungku, tapi aku terima saja karena disini prinsipku adalah saya akan
terima semua keputusan dia dan aku tidak akan mengkomplainnya. Setelah aku
menembaknya hubungan kami semakin lama semakin dekat. Tiap hari saya selalu
telpon-telponan dengan dia. Ada banyak yang kita bahas dari mulai kegiatan dia
dikampusnya, sampai dengan cowok-cowok yang mendekatinya. Aku sebenarnya senang
sekali melihat dia bercerita panjang lebar tapi juga sedih jika saat dia
menelponku aku sedang ada kegiatan lain, ingin ku matikan nanti dia marah dan
kecewa padahal aku tidak ingin mengecewakannya, serba bingung saat aku
berhubungan dekat dengan dia.